Powered By Blogger

Kamis, 03 Maret 2011

BUDAYA ANARKISME SEPAKBOLA INDONESIA

BUDAYA ANARKISME SEPAKBOLA INDONESIA
TEMA : MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Indonesia merupakan Negara yang mempunyai antusiasme paling besar khusus nya dalam hal sepakbola.
Namun seiring antusiasme yang besar akan sepakbola muncul masalah besar yaitu BUDAYA ANARKISME dalam persepakbolaan di Indonesia.

Masih Ingatkah anda dengan peristiwa tanggal 4 September 2006 atau yang disebut peristiwa asu emper. Peristiwa asu emper itu merupakan peristiwa anarkisme oleh Bonek Mania -kelompok supporter Persebaya- saat timnya mengalami kekekalahan 0 - 2 melawan musuh bebuyutan mereka Arema Malang di Stadion Gelora 10 November, Surabaya. Saat itu Bonek membakar tribun di bawah scoring board, membakar papan rerklame disamping lapangan, merusak pagar pembatas, dan merusak fasilitas - fasilitas yang ada di dalam stadion. Tak cukup itu saja kebringasan Bonek berlanjut di luar stadion, 2 mobil polisi dibakar, 1 unit mobil siaran ANTV dirusak, bus pemain Arema pun juga jadi korban, pengguna jalan yang lewat di sekitar stadion pun tak luput dari tindak anarkisme Bonek.

Setidaknya 4 mobil yang melintas di kawasan Jalan dekat stadion Gelora 10 November dirusak, bahkan salah satunya merupakan mobil milik petinggi TNI AL, polisi pun tak bisa berbuat apa - apa karena kebringsan Bonek kian menjadi - jadi. Akibat dari peristiwa itu puluhan orang ditangkap polisi untuk diintrogerasi. Tak hanya itu Komdis (Komisi Disiplin) PSSI pun segera bertindak dengan memberi sangsi yang cukup berat, 2 tahun Bonek tidak boleh mendukung Persebaya, Persebaya pun terkena imbasnya denda 600 juta, 2 tahun tak didukung oleh Bonek Mania, dan 6 kali laga usiran.

Peristiwa di atas bukan merupakan satu - satunya peristiwa kerusuhan sepak bola di negeri ini, Jika kita cermati lebih lanjut kerusuhan sudah terjadi sejak era Liga Galatama, bahkan ketika Liga Galatama berganti menjadi Liga Indonesia pada tahun 1991 kerusuhan - kerusuhan supoter kian menjamur. Ada beberapa penyebab yang menyebabkan tindak anarkisme di persepakbolaan Indonesia.
Sebenarnya kita sebagai supporter bola harus bisa menerima apapun yang terjadi baik menang maupun kalah, karena setiap permainan ada yang menang dan ada yang kalah tergantung bagaimana kita menyikapinya.

Apabila mangalami kekalahan sebaiknya kita harus menerima dengan lapang dada dan mengintropeksi diri bagaimana caranya untuk lebih baik di pertandingan selanjutnya dan agar menjadi juara.
Dan apabila menang sebaiknya tidak besar hati atau sombong dan sebaiknya memikirkan untuk menjadi lebih baik di pertandingan yang akan dating.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar