Powered By Blogger

Rabu, 09 September 2015

Definisi Telematika, Perkembangan Telematika dan Kaitannya dengan Komputer, Tren ke depan Telematika

Definisi Telematika, Perkembangan Telematika dan Kaitannya dengan Komputer, Tren ke depan Telematika
DEFINISI TELEMATIKA


 Image


 Istilah telematika pertama kali digunakan pada tahun 1978 oleh Simon Nora dan Alain Minc dalam bukunya L’informatisation de la Societe. Istilah telematika yang berasal dari kata dalam bahasa Perancis telematique merupakan gabungan dua kata telekomunikasi dan informatika.

Telematika merupakan teknologi komunikasi jarak jauh, yang menyampaikan informasi satu arah, maupun timbal balik, dengan sistem digital. pengertian Telematika sendiri lebih mengacu kepada industri yang berhubungan dengan penggunakan komputer dalam sistem telekomunikasi. Yang termasuk dalam telematika ini adalah layanan dial up ke Internet maupun semua jenis jaringan yang didasarkan pada sistem telekomunikasi untuk mengirimkan data. Internet sendiri merupakan salah satu contoh telematika.
 Istilah telematika merujuk pada hakekat cyberspace sebagai suatu sistem elektronik yang lahir dari perkembangan dan konvergensi telekomunikasi, media dan informatika. Istilah Teknologi Informasi itu sendiri merujuk pada perkembangan teknologi perangkat-perangkat pengolah informasi. Istilah Telematics juga dikenal sebagai (the new hybrid technology) yang lahir karena perkembangan teknologi digital. Perkembangan ini memicu perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika menjadi semakin terpadu atau populer dengan istilah konvergensi.


 Pemanfaatan Telematika
 • Integrasi antara sistem telekomunikasi dan informatika yang dikenal sebagai Teknologi Komunikasi dan Informatika atau ICT (Information and Communications Technology). Secara lebih spesifik, ICT merupakan ilmu yang berkaitan dengan pengiriman, penerimaan dan penyimpanan informasi dengan menggunakan peralatan telekomunikasi.
 • Secara umum, istilah telematika dipakai juga untuk teknologi Sistem Navigasi/Penempatan Global atau GPS (Global Positioning System) sebagai bagian integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication technology).
 • Secara lebih spesifik, istilah telematika dipakai untuk bidang kendaraan dan lalulintas (road vehicles dan vehicle telematics). Ragam Bentuk Telematika Ragam bentuk yang akan disajikan merupakan aplikasi yang sudah berkembang diberbagai bidang.




 PERKEMBANGAN TELEMATIKA DAN KAITANNYA DENGAN KOMPUTER


 Image


 Telematika banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang, salah satunya adalah bidang telekomunikasi yang berfokus pada pertukaran data yang menjadi kebutuhan konsumen mereka seperti telekomunikasi lewat telepon, saluran televisi, radio, media lainnya, dan juga sistem pelacakan navigasi secara realtime berbasis satelit yang disebut GPS(Global Positioning System).
 Dalam penerapaannya, Telematika menggunakan teknologi pengiriman, penerimaan dan penyimpanan informasi melalui perangkat telekomunikasi dalam hubungannya dengan pengaruh pengendalian/control pada objek jarak jauh. Dalam penerapan di bidang navigasi, telematika membutuhkan perangkat GPS sebagai perangkat pengiriman data, lalu data telematika diterima oleh layanan (vendor) seluler dan di teruskan ke pelangggan . Kemudian data telematika disimpan oleh pelanggan di device telekomunikasi seperti handphone, pda, dan smartphone .
 Berikut adalah beberapa contoh dari penerapan telematika dalam bidang komputer :
  E-mail (Electronic Mail). Dengan aplikasi sederhana seperti email maka seseorang yang berada di suatu tempat dapat tetap berkomunikasi dengan orang lain pada tempat lain. Selain itu, dengan email, orang dapat mengirimkan berbagai informasi yang cukup banyak, yang tidak mungkin dapat dilakukan dengan media komunikasi yang lain.
E-commerce (Electronic commerce atauPerdagangan elektronik), adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-dagang dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
E-banking, adalah transaksi keuangan antara personal / perorangan dengan organisasi lainnya dan juga dengan bank yang berkaitan tanpa adanya uang fisik yang terlibat.





 TREN KE DEPAN TELEMATIKA


 Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi di Indonesia juga sangat jelas dibutuhkan mengingat kondisi geografis yang terdiri dari banyak pulau yang  tersebar. Sehingga dengan demikian, teknologi informasi dan komunikasi sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi. Teknologi perangkat portabel iPad, Skypad, lainnya juga salah satu elemen teknologi telekomunikasi yang terus berkembang. Teknologi pad-pad tersebut juga kian bersinergi dengan kekuatan teknologi antara lain wifi, GSM, dan lain sebagainya.
 Selain itu juga perkembangan modem broadband yang menggunakan signal dari selular yang semakin meluas juga semakin marak dikembangkan oleh para operatos selular. Ada pun di industri Smartphone / Ponsel Pintar yang selalu membenamkan teknologi akses internet yang terbaru dan mumpuni, contohnya saja teknologi 4g atau LTE yang saat ini hanya tersedia di negara maju.  Begitu pula perkembangan dalam dunia teknologi yang baru-baru ini banyak menyita perhatian pengguna internet yaitu cloud computing yang sedang dikembangkan juga oleh perusahaan-perusahaan IT dan internet yang besar seperti Google dan Yahoo, serta layanan-layanan web-base yang semakin mempermudah konsumen dalam penggunaannya.




 Sumber referensi :
 http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/10/definisi-telematika/
 http://rizkytambunan.blogspot.com/2011/10/definisi-telematika.html
 http://www.gudangmateri.com/2010/08/perkembangan-telematika-di-indonesia.html

DESAIN PENELITIAN atau RANCANGAN PENELITIAN

DESAIN PENELITIAN atau RANCANGAN PENELITIAN

Desain Penelitian atau Rancangan Penelitian
DESAIN PENELITIAN atau RANCANGAN PENELITIAN


 A. Pengertian Desain Penelitian
 Desain artinya rencana, tetapi apabila dikaji lebih lanjut kata itu dapat berarti pula pola, potongan, bentuk, model, tujuan dna maksud (Echols dan Hassan Shadily, 1976:177), Desain Penelitian menurut William M.K. Trochim (2006) “Research design can be thought of as the structure of research — it is the “glue” that holds all of the elements in a research project together.” Sedangkan Lincoln dan Guba (1985:226) mendefinisikan rancangan penelitian sebagi usaha merencanakan kemungkinan-kemungkinan tertentu secara luas tanpa menunjukkan secara pasti apa yang akan dikerjakan dalam hubungan dengan unsur masing-masing.
 Desain penelitian menurut Mc Millan dalam Ibnu Hadjar (1999:102) adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian.
Dalam penelitian eksperimental, desain penelitian disebut desain eksperimental. Desain eksperimen dirancang sedemikian rupa guna meningkatkan validitas internal maupun eksternal.
Suharsimi Arikunto (1998:85-88) mengkategorikan desain eksperimen murni menjadi 8 yaitu control group pre-test post test, random terhadap subjek, pasangan terhadap subjek, random pre test post test , random terhadap subjek dengan pre test kelompok kontrol post test kelompok eksperimen, tiga kelompok eksperimen dan kontrol, empat kelompok dengan 3 kelompok kontrol, dan desain waktu.
 Sutrisno Hadi (1982:441) mengkategorikan desain eksperimen menjadi enam yaitu simple randomaized, treatment by levels desaigns, treatments by subjects desaigns, random replications desaigns, factorial designs, dan groups within treatment designs. Sedangkan Ibnu Hadjar (1999:327) membedakan desain penelitian eksperimen murni menjadi dua yaitu pre test post test kelompok kontrol dan post tes kelompok kontrol.


 B. Macam-Macam Desain Penelitian
 Dalam penelitian eksperimen murni, desain penelitian yang populer digunakan adalah sebagai berikut:
 a. Control Group Post test only design atau post tes kelompok kontrol
 Desain ini subjek ditempatkan secara random kedalam kelompok-kelompok dan diekspose sebagai variabel independen diberi post test. Nilai-nilai post test kemudian dibandingkan untuk menentukan keefektifan tretment.
 Desain ini cocok untuk digunakan bila pre test tidak mungkin dilaksanakan atau pre tes mempunyai kemungkinan untuk berpengaruh pada perlakuan eksperimen. Desain ini akan lebih cocok dalam eksperimen yang berkaitan dengan pembentukan sikap karena dalam eksperimen demikian akan berpengaruh pada perlakuan.
 b. Pre test post test control group design atau pre tes post tes kelompok kontrol
 Desain ini melibatkan dua kelompok subjek, satu diberi perlakuan eksperimental (kelompok eksperimen) dan yang lain tidak diberi apa-apa (kelompok kontrol). Berdasarkan desain penelitian yang disusun, penelitian kualitatif dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
 a. Desain penelitian kualitatif non standar
 Desain penelitian dalam paradigma positivistik kuantitatif bersifat terstandar, artinya ada aturan yang sama yang harus dipenuhi oleh peneliti untuk mengadakan penelitian dalam bidang apapun juga. Pelaksanaan penelitian dimulai dari adanya masalah, membatasi obyek penelitian, mencari teori dan hasil penelitian yang relevan, mendesain metode penelitian, mengumpulkan data, menganalisis data, membuat kesimpulan, ada yang menambah dengan implikasi, saran dan atau rekomendasi. Sebelum data diolah, perlu diuji terlebih dulu validitas dan reliabilitasnya, baik dari segi konstrak teori, isi maupun empiriknya. Sistematika penulisan sudah terstandar, yaitu: Bab I. Pendahuluan (latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan/batasan masalah, dst.). Bab II. Kajian teori atau kajian pustaka (kajian teori yang sesuai dengan masalah yang diteliti, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, hipotesis/pertanyaan penelitian). Bab III. Metode penelitian (Desain, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen dan teknik analisis data). Bab IV. Hasil penelitian. Bab V. Kesimpulan (ada yang menambah, implikasi, keterbatasan penelitian dan saran).Desain penelitian kualitatif non standar sebetulnya menggunakan standar seperti kuantitatif tetapi bersifat flesibel (tidak kaku). Dengan kata lain model ini merupakan modifikasi dari model penelitian paradigma positivistik kuantitatif dengan menyederhanakan sistematika ataupun menyatukan bebarapa bagian dalam bab yang sama, misalnya memasukkan metode penelitian dalam bab I . Desain penelitian kualitatif non standar ini digunakan untuk penelitian kualitatif dalam paradigma positivistik dan penelitian kualitatif dalam paradigma bahasa.
 b. Desain penelitian kualitatif tentatif
 Model ini sama sekali berbeda dari model-model di atas. Desain penelitian terstandar dan non standar disusun sebelum peneliti terjun ke lapangan dan dijadikan sebagai acuan dalam mengadakan penelitian, sedangkan desain penelitian tentatif disusun sebelum ke lapangan juga tetapi setelah peneliti memasuki lapangan penelitian, desain penelitian dapat berubah-ubah untuk menyesuaikan dengan kondisi realitas lapangan yang dihadapi. Acuan pelaksanaan penelitian tidak sepenuhnya tergantung pada desain yang telah disusun sebelumnya, tetapi lebih memperhatikan kondisi realitas yang dihadapi.
 Dalam desain penelitian terstandar maupun non standar dapat dibakukan dengan istilah-istilah: masalah, kerangka teori, metode penelitian, analisis dan kesimpulan dan lainnya. Model tentatif menggunakan dasar sistematika yang berbeda. Sistematika model ini unit-unitnya atau bab-babnya disesuaikan dengan sistematika substantif obyeknya.




 C. Tipe-Tipe Desain Penelitian
 Secara garis besar ada dua macam tipe desain, yaitu: Desain Ex Post Facto dan Desain Eskperimental. Faktor-faktor yang membedakan kedua desain ini ialah pada desain pertama tidak terjadi manipulasi varaibel bebas sedang pada desain yang kedua terdapat adanya manipulasi variable bebas. Tujuan utama penggunaan desain yang pertama ialah bersifat eksplorasi dan deskriptif; sedang desain kedua bersifat eksplanatori (sebab akibat). Jika dilihat dari sisi tingkat pemahaman permasalahan yang diteliti, maka desain ex post facto menghasilkan tingkat pemahaman persoalan yang dikaji pada tataran permukaan sedang desain eksperimental dapat menghasilkan tingkat pemahaman yang lebih mendalam. Kedua desain utama tersebut mempunyai sub-sub desain yang lebih khusus. Yang termasuk dalam kategori pertama ialah studi lapangan dan survei. Sedang yang termasuk dalam kategori kedua ialah percobaan di lapangan (field experiment) dan percobaan di laboratorium (laboratory experiment).
 1. Sub Desain Ex post Facto
 Studi Lapangan
Studi lapangan merupakan desain penelitian yang mengkombinasikan antara pencarian literature (Literature Study), survei berdasarkan pengalaman dan / atau studi kasus dimana peneliti berusaha mengidentifikasi variable-variabel penting dan hubungan antar variable tersebut dalam suatu situasi permasalahan tertentu. Studi lapangan umumnya digunakan sebagai sarana penelitian lebih lanjut dan mendalam.


 Survei
Desain survei tergantung pada penggunaan jenis kuesioner. Survei memerlukan populasi yang besar jika peneliti menginginkan hasilnya mencerminkan kondisi nyata. Semakin samplenya besar, survei semakin memberikan hasil yang lebih akurat. Dengan survei seorang peneliti dapat mengukap masalah yang banyak, meski hanya sebatas dipermukaan. Sekalipun demikian, survei bermanfaat jika peneliti menginginkan informasi yang banyak dan beraneka ragam. Metode survei sangat popular karena banyak digunakan dalam penelitian bisnis. Keunggulan survei yang lain ialah mudah melaksanakan dan dapat dilakukan secara cepat.


2. Sub Desain Desain Eksperimental


 Eksperimen Lapangan
Desain eksperimen lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan latar yang realistic dimana peneliti melakukan campur tangan dan melakukan manipulasi terhadap variabel bebas.


 Eksperimen Laboratorium
Desain eksperimen laboratorium menggunakan latar tiruan dalam melakukan penelitiannya. Dengan menggunakan desain ini, peneliti melakukan campur tangan dan manipulasi variable-variabel bebas serta memungkinkan penliti melakukan kontrol terhadap aspek-aspek kesalahan utama.
 3. Desain Spesifik Ex Post Facto dan Eksperimental
 Sebelum membicarakan desain spesifik Ex Post facto dan eksperimental, system notasi yang digunakan perlu diketahui terlebih dahulu. Sistem notasi tersebut adalah sebagai berikut:
 X: Digunakan untuk mewakili pemaparan (exposure) suatu kelompok yang diuji terhadap suatu perlakuan eksperimental pada variable bebas yang kemudian efek pada variable tergantungnya akan diukur.
O: menunjukkan adanya suatu pengukuran atau observasi terhadap variable tergantung yang sedang diteliti pada individu, kelompok atau obyek tertentu.
 R: menunjukkan bahwa individu atau kelompok telah dipilih dan ditentukan secara random untuk tujuan-tujuan studi.


 Ex Post Facto
Sebagaimana disebut sebelumnya bahwa dalam desain Ex Post Facto tidak ada manipulasi perlakukan terhadap variable bebasya maka system notasinya baik studi lapangan atau survei hanya ditulis dengan O atau O lebih dari satu.
 Contoh 1: Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua populasi, yaitu Perusahaan A dan Perusahaan B, maka notasinya:
 O1
O2
Dimana O1 merupakan kegiatan observasi yang dilakukan di perusahaan A dan O2 merupakan kegiatan observasi yang dilakukan di perusahaan B.
 Contoh 2: Secara random kita meneliti 200 perusahaan dari populasi 1000 perusahaan mengenai system penggajiannya. Survei dilakukan dengan cara mengirim kuesioner pada 200 manajer, maka konfigurasi desainnya akan seperti di bawah ini:
 (R) O1
 Dimana O1 mewakili survei di 200 perusahaan dengan memberikan kuesioner kepada 200 manajer yang dipilih secara random (R ).
 Apabila sample yang sama kita teliti secara berulang-ulang, misalnya selama tiga kali dalam tiga bulan berturut-turut, maka notasinya adalah:
 (R) O3 dimana O1 merupakan observasi yang pertama, O2 merupakan observasi yang kedua dan O3 merupakan observasi yang ketiga.


 Desain-Desain Eksperimental
Desain eksperimental dibagai menjadi dua, yaitu: pre-eksperimental (quasi-experimental) dan desain eksperimental sebenarnya (true experimental). Perbedaan kedua tipe desain ini terletak pada konsep kontrol.
 b.1. One Shot Case Study
 Desain eksperimental yang paling sederhana disebut One Shot Case Study . Desain ini digunakan untuk meneliti pada satu kelompok dengan diberi satu kali perlakuan dan pengukurannya dilakukan satu kali. Diagramnya adalah sebagai berikut:
 X O
 b.2. One Group Pre-test – Post-test Design
 Desain kedua disebut One Group Pre-test – Post-test Design yang meupakan perkembangan dari desain di atas. Pengembangannya ialah dengan cara melakukan satu kali pengukuran didepan (pre-test) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (post-test). Desainnya adalah sebagai berikut:
 O1 X O2
 Pada desain ini peneliti melakukan pengukuran awal pada suatu obyek yang diteliti, kemudian peneliti memberikan perlakuan tertentu. Setelah itu pengukuran dilakukan lagi untuk yang kedua kalinya. Desain tersebut dapat dikembangkan dalam bentuk lainnya, yaitu: desain time series”. Jika pengukuran dilakukan secara beulang-ulang dalam kurun waktu tertentu. Maka desainnya menjadi seperti di bawah ini:
 O1 O2 O3 X O4 O5 O6
 Pada desain time series, peneliti melakukan pengukuran di depan selama 3 kali berturut, kemudian dia memberikan perlakuan pada obyek yang diteliti. Kemudian peneliti melakukan pengukuran selama 3 kali lagi setelah perlakuan dilakukan.
 b.3. Static Group Comparison
 Desain ketiga adalah Static Group Comparison yang merupakan modifikasi dari desain b. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih sebagai obyek penelitian. Kelompok pertama mendapatkan perlakuan sedang kelompok kedua tidak mendapat perlakuan. Kelompok kedua ini berfungsi sebagai kelompok pembanding / pengontrol. Desainnya adalah sebagai berikut:
 X O1
 O2
 b.4. Post Test Only Control Group Design
 Desain ini merupakan desain yang paling sederhana dari desain eksperimental sebenarnya (true experimental design), karena responden benar-benar dipilih secara random dan diberi perlakuan serta ada kelompok pengontrolnya. Desain ini sudah memenuhi criteria eksperimen sebenarnya, yaitu dengan adanya manipulasi variable, pemilihan kelompok yang diteliti secara random dan seleksi perlakuan. Desainnya adalah sebagai berikut:
 ( R ) X O1
 ( R ) O2
 Maksud dari desain tersebut ialah ada dua kelompok yang dipilih secara random. Kelompok pertama diberi perlakuan sedang kelompok dua tidak. Kelompok pertama diberi perlakuan oleh peneliti kemudian dilakukan pengukuran; sedang kelompok kedua yang digunakan sebagai kelompok pengontrol tidak diberi perlakukan tetapi hanya dilakukan pengukuran saja.
 b.5. Pre-test – Post – test Control Group Design
 Desain ini merupakan pengembangan design d di atas. Perbedaannya terletak pada baik kelompok pertama dan kelompok pengontrol dilakukan pengukuran didepan (pre-test). Desainnya adalah sebagai berikut:
 ( R ) O1 X O2
 ( R ) O3 O4
 b.6. Solomon Four Group Design
 Desain ini merupakan kombinasi desain Post Test Only Control Group Design dan Pre-test – Post – test Control Group Design yang merupakan model desain ideal untuk melakukan penelitian eksperimen terkontrol. Peneliti dapat menekan sekecil mungkin sumber-sumber kesalahan karena adanya empat kelompok yang berbeda dengan enam format pengkuran. Desainya adalah sebagai berikut:
 ( R ) O1 X O2
 ( R ) O3 O4
 ( R ) X O5
 ( R ) O6
 Maksud desain tersebut ialah: Peneliti memilih empat kelompok secara random. Kelompok pertama yang merupakan kelompok inti diberi perlakuan dan dua kali pengukuran, yaitu di depan (pre-test) dan sesudah perlakuan (post-test). Kelompok dua sebagai kelompok pengontrol tidak diberi perlakuan tetapi dilakukan pengukuran seperti di atas, yaitu: pengukuran di depan (pre-test) dan pengukuran sesudah perlakuan (post-test). Kelompok ketiga diberi perlakuan dan hanya dilakukan satu kali pengukuran sesudah dilakukan perlakuan (post-test) dan kelompok keempat sebagai kelompok pengontrol kelompok ketiga hanya diukur satu kali saja.




 c.  Desain Eksperimental Tingkat Lanjut


 c.1. Desain Random Sempurna (Completely Randomised Design)
 Desain ini digunakan untuk mengukur pengaruh suatu variable bebas yang dimanipulasi terhadap variable tergantung. Pemilihan kelompok secara random dilakukan untuk mendapatkan kelompok-kelompok yang ekuivalen.
 c.2. Desain Blok Random (Randomised Block Design)
 Desain ini merupakan penyempurnaan Desain Random Sempurna di atas. Pada desain sebelumnya perbedaan yang terdapat pada masing-masing individu tidak diperhatikan, sehingga menghasilkan kelompok-kelompok yang mempunyai anggota yang bereda-beda karaketrsitiknya. Agar desain yang kita buat dapat menghasilkan output yang baik, maka diperlukan memilih anggota kelompok (responden) yang berasal dari populasi yang mempunyai karakteristik yang sama. Oleh karena itu peneliti harus dapat mengidentifikasi beberapa sumber utama perbedaan-perbedaan yang dimaksud secara dini.
 c.3. Desain Latin Square (The Latin Square Design)
 Desain ini digunakan untuk mengontrol dua variable pengganggu secara sekaligus.


 c.4. Desain Factorial
 Desain factorial digunakan untuk mengevaluasi dampak kombinasi dai dua atau lebih perlakuan terhadap variable tergantung.




 D.  Fungsi Desain Penelitian


 Fungsi Desain (rancangan) Penelitian adalah :
 1.  Sebagai cetak biru (blue print) bagi peneliti
 Seorang peneliti sosial menghadapi banyak kendala jika dia memulai penelitiannya tanpa suatu rencana penelitian tertentu. Untuk meminimalkan masalahnya, ada beberapa keputusan yang harus dibuat sebelum memulai penelitiannya. Sebagai contoh jika dia memilih untuk meneliti sejumlah orang secara lengsung, beberapa pertimbangan yang mungkin ada:


 a. Suatu diskripsi tentang populasi yang dituju yang informasinya ingin diperoleh,
 b. Beberapa metode sampling yang dipergunakan untuk memperoleh unsur- unsurnya,
 c.  Ukuran sampel ,
d. Prosedur-prosedur pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan,
 e. Cara – cara yang mungkin untuk menganalisis dan yang telah terkumpul,
 f. Akan atau tidaknya menggunakan uji statistik dan jika menggunakan yang mana.
 2. Menetapkan batas-batas dari kegiatan penelitian dan memungkinkan peneliti menyalurkan energinya dalam beberapa arah yang spesifik.


 3. Untuk mengantisifikasi masalah-masalah yang mungkin muncul dalam pelaksanaan penelitian.




















 Sumber :
 http://rakim-ypk.blogspot.com/2008/06/desain-penelitian.html

DESAIN PENELITIAN atau RANCANGAN PENELITIAN


Desain Penelitian atau Rancangan Penelitian



 A. Pengertian Desain Penelitian
 Desain artinya rencana, tetapi apabila dikaji lebih lanjut kata itu dapat berarti pula pola, potongan, bentuk, model, tujuan dna maksud (Echols dan Hassan Shadily, 1976:177), Desain Penelitian menurut William M.K. Trochim (2006) “Research design can be thought of as the structure of research — it is the “glue” that holds all of the elements in a research project together.” Sedangkan Lincoln dan Guba (1985:226) mendefinisikan rancangan penelitian sebagi usaha merencanakan kemungkinan-kemungkinan tertentu secara luas tanpa menunjukkan secara pasti apa yang akan dikerjakan dalam hubungan dengan unsur masing-masing.
 Desain penelitian menurut Mc Millan dalam Ibnu Hadjar (1999:102) adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian.
Dalam penelitian eksperimental, desain penelitian disebut desain eksperimental. Desain eksperimen dirancang sedemikian rupa guna meningkatkan validitas internal maupun eksternal.
Suharsimi Arikunto (1998:85-88) mengkategorikan desain eksperimen murni menjadi 8 yaitu control group pre-test post test, random terhadap subjek, pasangan terhadap subjek, random pre test post test , random terhadap subjek dengan pre test kelompok kontrol post test kelompok eksperimen, tiga kelompok eksperimen dan kontrol, empat kelompok dengan 3 kelompok kontrol, dan desain waktu.
 Sutrisno Hadi (1982:441) mengkategorikan desain eksperimen menjadi enam yaitu simple randomaized, treatment by levels desaigns, treatments by subjects desaigns, random replications desaigns, factorial designs, dan groups within treatment designs. Sedangkan Ibnu Hadjar (1999:327) membedakan desain penelitian eksperimen murni menjadi dua yaitu pre test post test kelompok kontrol dan post tes kelompok kontrol.


 B. Macam-Macam Desain Penelitian
 Dalam penelitian eksperimen murni, desain penelitian yang populer digunakan adalah sebagai berikut:
 a. Control Group Post test only design atau post tes kelompok kontrol
 Desain ini subjek ditempatkan secara random kedalam kelompok-kelompok dan diekspose sebagai variabel independen diberi post test. Nilai-nilai post test kemudian dibandingkan untuk menentukan keefektifan tretment.
 Desain ini cocok untuk digunakan bila pre test tidak mungkin dilaksanakan atau pre tes mempunyai kemungkinan untuk berpengaruh pada perlakuan eksperimen. Desain ini akan lebih cocok dalam eksperimen yang berkaitan dengan pembentukan sikap karena dalam eksperimen demikian akan berpengaruh pada perlakuan.
 b. Pre test post test control group design atau pre tes post tes kelompok kontrol
 Desain ini melibatkan dua kelompok subjek, satu diberi perlakuan eksperimental (kelompok eksperimen) dan yang lain tidak diberi apa-apa (kelompok kontrol). Berdasarkan desain penelitian yang disusun, penelitian kualitatif dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
 a. Desain penelitian kualitatif non standar
 Desain penelitian dalam paradigma positivistik kuantitatif bersifat terstandar, artinya ada aturan yang sama yang harus dipenuhi oleh peneliti untuk mengadakan penelitian dalam bidang apapun juga. Pelaksanaan penelitian dimulai dari adanya masalah, membatasi obyek penelitian, mencari teori dan hasil penelitian yang relevan, mendesain metode penelitian, mengumpulkan data, menganalisis data, membuat kesimpulan, ada yang menambah dengan implikasi, saran dan atau rekomendasi. Sebelum data diolah, perlu diuji terlebih dulu validitas dan reliabilitasnya, baik dari segi konstrak teori, isi maupun empiriknya. Sistematika penulisan sudah terstandar, yaitu: Bab I. Pendahuluan (latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan/batasan masalah, dst.). Bab II. Kajian teori atau kajian pustaka (kajian teori yang sesuai dengan masalah yang diteliti, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, hipotesis/pertanyaan penelitian). Bab III. Metode penelitian (Desain, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen dan teknik analisis data). Bab IV. Hasil penelitian. Bab V. Kesimpulan (ada yang menambah, implikasi, keterbatasan penelitian dan saran).Desain penelitian kualitatif non standar sebetulnya menggunakan standar seperti kuantitatif tetapi bersifat flesibel (tidak kaku). Dengan kata lain model ini merupakan modifikasi dari model penelitian paradigma positivistik kuantitatif dengan menyederhanakan sistematika ataupun menyatukan bebarapa bagian dalam bab yang sama, misalnya memasukkan metode penelitian dalam bab I . Desain penelitian kualitatif non standar ini digunakan untuk penelitian kualitatif dalam paradigma positivistik dan penelitian kualitatif dalam paradigma bahasa.
 b. Desain penelitian kualitatif tentatif
 Model ini sama sekali berbeda dari model-model di atas. Desain penelitian terstandar dan non standar disusun sebelum peneliti terjun ke lapangan dan dijadikan sebagai acuan dalam mengadakan penelitian, sedangkan desain penelitian tentatif disusun sebelum ke lapangan juga tetapi setelah peneliti memasuki lapangan penelitian, desain penelitian dapat berubah-ubah untuk menyesuaikan dengan kondisi realitas lapangan yang dihadapi. Acuan pelaksanaan penelitian tidak sepenuhnya tergantung pada desain yang telah disusun sebelumnya, tetapi lebih memperhatikan kondisi realitas yang dihadapi.
 Dalam desain penelitian terstandar maupun non standar dapat dibakukan dengan istilah-istilah: masalah, kerangka teori, metode penelitian, analisis dan kesimpulan dan lainnya. Model tentatif menggunakan dasar sistematika yang berbeda. Sistematika model ini unit-unitnya atau bab-babnya disesuaikan dengan sistematika substantif obyeknya.




 C. Tipe-Tipe Desain Penelitian
 Secara garis besar ada dua macam tipe desain, yaitu: Desain Ex Post Facto dan Desain Eskperimental. Faktor-faktor yang membedakan kedua desain ini ialah pada desain pertama tidak terjadi manipulasi varaibel bebas sedang pada desain yang kedua terdapat adanya manipulasi variable bebas. Tujuan utama penggunaan desain yang pertama ialah bersifat eksplorasi dan deskriptif; sedang desain kedua bersifat eksplanatori (sebab akibat). Jika dilihat dari sisi tingkat pemahaman permasalahan yang diteliti, maka desain ex post facto menghasilkan tingkat pemahaman persoalan yang dikaji pada tataran permukaan sedang desain eksperimental dapat menghasilkan tingkat pemahaman yang lebih mendalam. Kedua desain utama tersebut mempunyai sub-sub desain yang lebih khusus. Yang termasuk dalam kategori pertama ialah studi lapangan dan survei. Sedang yang termasuk dalam kategori kedua ialah percobaan di lapangan (field experiment) dan percobaan di laboratorium (laboratory experiment).
 1. Sub Desain Ex post Facto
 Studi Lapangan
Studi lapangan merupakan desain penelitian yang mengkombinasikan antara pencarian literature (Literature Study), survei berdasarkan pengalaman dan / atau studi kasus dimana peneliti berusaha mengidentifikasi variable-variabel penting dan hubungan antar variable tersebut dalam suatu situasi permasalahan tertentu. Studi lapangan umumnya digunakan sebagai sarana penelitian lebih lanjut dan mendalam.


 Survei
Desain survei tergantung pada penggunaan jenis kuesioner. Survei memerlukan populasi yang besar jika peneliti menginginkan hasilnya mencerminkan kondisi nyata. Semakin samplenya besar, survei semakin memberikan hasil yang lebih akurat. Dengan survei seorang peneliti dapat mengukap masalah yang banyak, meski hanya sebatas dipermukaan. Sekalipun demikian, survei bermanfaat jika peneliti menginginkan informasi yang banyak dan beraneka ragam. Metode survei sangat popular karena banyak digunakan dalam penelitian bisnis. Keunggulan survei yang lain ialah mudah melaksanakan dan dapat dilakukan secara cepat.


2. Sub Desain Desain Eksperimental


 Eksperimen Lapangan
Desain eksperimen lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan latar yang realistic dimana peneliti melakukan campur tangan dan melakukan manipulasi terhadap variabel bebas.


 Eksperimen Laboratorium
Desain eksperimen laboratorium menggunakan latar tiruan dalam melakukan penelitiannya. Dengan menggunakan desain ini, peneliti melakukan campur tangan dan manipulasi variable-variabel bebas serta memungkinkan penliti melakukan kontrol terhadap aspek-aspek kesalahan utama.
 3. Desain Spesifik Ex Post Facto dan Eksperimental
 Sebelum membicarakan desain spesifik Ex Post facto dan eksperimental, system notasi yang digunakan perlu diketahui terlebih dahulu. Sistem notasi tersebut adalah sebagai berikut:
 X: Digunakan untuk mewakili pemaparan (exposure) suatu kelompok yang diuji terhadap suatu perlakuan eksperimental pada variable bebas yang kemudian efek pada variable tergantungnya akan diukur.
O: menunjukkan adanya suatu pengukuran atau observasi terhadap variable tergantung yang sedang diteliti pada individu, kelompok atau obyek tertentu.
 R: menunjukkan bahwa individu atau kelompok telah dipilih dan ditentukan secara random untuk tujuan-tujuan studi.


 Ex Post Facto
Sebagaimana disebut sebelumnya bahwa dalam desain Ex Post Facto tidak ada manipulasi perlakukan terhadap variable bebasya maka system notasinya baik studi lapangan atau survei hanya ditulis dengan O atau O lebih dari satu.
 Contoh 1: Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua populasi, yaitu Perusahaan A dan Perusahaan B, maka notasinya:
 O1
O2
Dimana O1 merupakan kegiatan observasi yang dilakukan di perusahaan A dan O2 merupakan kegiatan observasi yang dilakukan di perusahaan B.
 Contoh 2: Secara random kita meneliti 200 perusahaan dari populasi 1000 perusahaan mengenai system penggajiannya. Survei dilakukan dengan cara mengirim kuesioner pada 200 manajer, maka konfigurasi desainnya akan seperti di bawah ini:
 (R) O1
 Dimana O1 mewakili survei di 200 perusahaan dengan memberikan kuesioner kepada 200 manajer yang dipilih secara random (R ).
 Apabila sample yang sama kita teliti secara berulang-ulang, misalnya selama tiga kali dalam tiga bulan berturut-turut, maka notasinya adalah:
 (R) O3 dimana O1 merupakan observasi yang pertama, O2 merupakan observasi yang kedua dan O3 merupakan observasi yang ketiga.


 Desain-Desain Eksperimental
Desain eksperimental dibagai menjadi dua, yaitu: pre-eksperimental (quasi-experimental) dan desain eksperimental sebenarnya (true experimental). Perbedaan kedua tipe desain ini terletak pada konsep kontrol.
 b.1. One Shot Case Study
 Desain eksperimental yang paling sederhana disebut One Shot Case Study . Desain ini digunakan untuk meneliti pada satu kelompok dengan diberi satu kali perlakuan dan pengukurannya dilakukan satu kali. Diagramnya adalah sebagai berikut:
 X O
 b.2. One Group Pre-test – Post-test Design
 Desain kedua disebut One Group Pre-test – Post-test Design yang meupakan perkembangan dari desain di atas. Pengembangannya ialah dengan cara melakukan satu kali pengukuran didepan (pre-test) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (post-test). Desainnya adalah sebagai berikut:
 O1 X O2
 Pada desain ini peneliti melakukan pengukuran awal pada suatu obyek yang diteliti, kemudian peneliti memberikan perlakuan tertentu. Setelah itu pengukuran dilakukan lagi untuk yang kedua kalinya. Desain tersebut dapat dikembangkan dalam bentuk lainnya, yaitu: desain time series”. Jika pengukuran dilakukan secara beulang-ulang dalam kurun waktu tertentu. Maka desainnya menjadi seperti di bawah ini:
 O1 O2 O3 X O4 O5 O6
 Pada desain time series, peneliti melakukan pengukuran di depan selama 3 kali berturut, kemudian dia memberikan perlakuan pada obyek yang diteliti. Kemudian peneliti melakukan pengukuran selama 3 kali lagi setelah perlakuan dilakukan.
 b.3. Static Group Comparison
 Desain ketiga adalah Static Group Comparison yang merupakan modifikasi dari desain b. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih sebagai obyek penelitian. Kelompok pertama mendapatkan perlakuan sedang kelompok kedua tidak mendapat perlakuan. Kelompok kedua ini berfungsi sebagai kelompok pembanding / pengontrol. Desainnya adalah sebagai berikut:
 X O1
 O2
 b.4. Post Test Only Control Group Design
 Desain ini merupakan desain yang paling sederhana dari desain eksperimental sebenarnya (true experimental design), karena responden benar-benar dipilih secara random dan diberi perlakuan serta ada kelompok pengontrolnya. Desain ini sudah memenuhi criteria eksperimen sebenarnya, yaitu dengan adanya manipulasi variable, pemilihan kelompok yang diteliti secara random dan seleksi perlakuan. Desainnya adalah sebagai berikut:
 ( R ) X O1
 ( R ) O2
 Maksud dari desain tersebut ialah ada dua kelompok yang dipilih secara random. Kelompok pertama diberi perlakuan sedang kelompok dua tidak. Kelompok pertama diberi perlakuan oleh peneliti kemudian dilakukan pengukuran; sedang kelompok kedua yang digunakan sebagai kelompok pengontrol tidak diberi perlakukan tetapi hanya dilakukan pengukuran saja.
 b.5. Pre-test – Post – test Control Group Design
 Desain ini merupakan pengembangan design d di atas. Perbedaannya terletak pada baik kelompok pertama dan kelompok pengontrol dilakukan pengukuran didepan (pre-test). Desainnya adalah sebagai berikut:
 ( R ) O1 X O2
 ( R ) O3 O4
 b.6. Solomon Four Group Design
 Desain ini merupakan kombinasi desain Post Test Only Control Group Design dan Pre-test – Post – test Control Group Design yang merupakan model desain ideal untuk melakukan penelitian eksperimen terkontrol. Peneliti dapat menekan sekecil mungkin sumber-sumber kesalahan karena adanya empat kelompok yang berbeda dengan enam format pengkuran. Desainya adalah sebagai berikut:
 ( R ) O1 X O2
 ( R ) O3 O4
 ( R ) X O5
 ( R ) O6
 Maksud desain tersebut ialah: Peneliti memilih empat kelompok secara random. Kelompok pertama yang merupakan kelompok inti diberi perlakuan dan dua kali pengukuran, yaitu di depan (pre-test) dan sesudah perlakuan (post-test). Kelompok dua sebagai kelompok pengontrol tidak diberi perlakuan tetapi dilakukan pengukuran seperti di atas, yaitu: pengukuran di depan (pre-test) dan pengukuran sesudah perlakuan (post-test). Kelompok ketiga diberi perlakuan dan hanya dilakukan satu kali pengukuran sesudah dilakukan perlakuan (post-test) dan kelompok keempat sebagai kelompok pengontrol kelompok ketiga hanya diukur satu kali saja.




 c.  Desain Eksperimental Tingkat Lanjut


 c.1. Desain Random Sempurna (Completely Randomised Design)
 Desain ini digunakan untuk mengukur pengaruh suatu variable bebas yang dimanipulasi terhadap variable tergantung. Pemilihan kelompok secara random dilakukan untuk mendapatkan kelompok-kelompok yang ekuivalen.
 c.2. Desain Blok Random (Randomised Block Design)
 Desain ini merupakan penyempurnaan Desain Random Sempurna di atas. Pada desain sebelumnya perbedaan yang terdapat pada masing-masing individu tidak diperhatikan, sehingga menghasilkan kelompok-kelompok yang mempunyai anggota yang bereda-beda karaketrsitiknya. Agar desain yang kita buat dapat menghasilkan output yang baik, maka diperlukan memilih anggota kelompok (responden) yang berasal dari populasi yang mempunyai karakteristik yang sama. Oleh karena itu peneliti harus dapat mengidentifikasi beberapa sumber utama perbedaan-perbedaan yang dimaksud secara dini.
 c.3. Desain Latin Square (The Latin Square Design)
 Desain ini digunakan untuk mengontrol dua variable pengganggu secara sekaligus.


 c.4. Desain Factorial
 Desain factorial digunakan untuk mengevaluasi dampak kombinasi dai dua atau lebih perlakuan terhadap variable tergantung.




 D.  Fungsi Desain Penelitian


 Fungsi Desain (rancangan) Penelitian adalah :
 1.  Sebagai cetak biru (blue print) bagi peneliti
 Seorang peneliti sosial menghadapi banyak kendala jika dia memulai penelitiannya tanpa suatu rencana penelitian tertentu. Untuk meminimalkan masalahnya, ada beberapa keputusan yang harus dibuat sebelum memulai penelitiannya. Sebagai contoh jika dia memilih untuk meneliti sejumlah orang secara lengsung, beberapa pertimbangan yang mungkin ada:


 a. Suatu diskripsi tentang populasi yang dituju yang informasinya ingin diperoleh,
 b. Beberapa metode sampling yang dipergunakan untuk memperoleh unsur- unsurnya,
 c.  Ukuran sampel ,
d. Prosedur-prosedur pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan,
 e. Cara – cara yang mungkin untuk menganalisis dan yang telah terkumpul,
 f. Akan atau tidaknya menggunakan uji statistik dan jika menggunakan yang mana.
 2. Menetapkan batas-batas dari kegiatan penelitian dan memungkinkan peneliti menyalurkan energinya dalam beberapa arah yang spesifik.


 3. Untuk mengantisifikasi masalah-masalah yang mungkin muncul dalam pelaksanaan penelitian.




















 Sumber :
 http://rakim-ypk.blogspot.com/2008/06/desain-penelitian.html

DESAIN PENELITIAN atau RANCANGAN PENELITIAN


Desain Penelitian atau Rancangan Penelitian



 A. Pengertian Desain Penelitian
 Desain artinya rencana, tetapi apabila dikaji lebih lanjut kata itu dapat berarti pula pola, potongan, bentuk, model, tujuan dna maksud (Echols dan Hassan Shadily, 1976:177), Desain Penelitian menurut William M.K. Trochim (2006) “Research design can be thought of as the structure of research — it is the “glue” that holds all of the elements in a research project together.” Sedangkan Lincoln dan Guba (1985:226) mendefinisikan rancangan penelitian sebagi usaha merencanakan kemungkinan-kemungkinan tertentu secara luas tanpa menunjukkan secara pasti apa yang akan dikerjakan dalam hubungan dengan unsur masing-masing.
 Desain penelitian menurut Mc Millan dalam Ibnu Hadjar (1999:102) adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian.
Dalam penelitian eksperimental, desain penelitian disebut desain eksperimental. Desain eksperimen dirancang sedemikian rupa guna meningkatkan validitas internal maupun eksternal.
Suharsimi Arikunto (1998:85-88) mengkategorikan desain eksperimen murni menjadi 8 yaitu control group pre-test post test, random terhadap subjek, pasangan terhadap subjek, random pre test post test , random terhadap subjek dengan pre test kelompok kontrol post test kelompok eksperimen, tiga kelompok eksperimen dan kontrol, empat kelompok dengan 3 kelompok kontrol, dan desain waktu.
 Sutrisno Hadi (1982:441) mengkategorikan desain eksperimen menjadi enam yaitu simple randomaized, treatment by levels desaigns, treatments by subjects desaigns, random replications desaigns, factorial designs, dan groups within treatment designs. Sedangkan Ibnu Hadjar (1999:327) membedakan desain penelitian eksperimen murni menjadi dua yaitu pre test post test kelompok kontrol dan post tes kelompok kontrol.


 B. Macam-Macam Desain Penelitian
 Dalam penelitian eksperimen murni, desain penelitian yang populer digunakan adalah sebagai berikut:
 a. Control Group Post test only design atau post tes kelompok kontrol
 Desain ini subjek ditempatkan secara random kedalam kelompok-kelompok dan diekspose sebagai variabel independen diberi post test. Nilai-nilai post test kemudian dibandingkan untuk menentukan keefektifan tretment.
 Desain ini cocok untuk digunakan bila pre test tidak mungkin dilaksanakan atau pre tes mempunyai kemungkinan untuk berpengaruh pada perlakuan eksperimen. Desain ini akan lebih cocok dalam eksperimen yang berkaitan dengan pembentukan sikap karena dalam eksperimen demikian akan berpengaruh pada perlakuan.
 b. Pre test post test control group design atau pre tes post tes kelompok kontrol
 Desain ini melibatkan dua kelompok subjek, satu diberi perlakuan eksperimental (kelompok eksperimen) dan yang lain tidak diberi apa-apa (kelompok kontrol). Berdasarkan desain penelitian yang disusun, penelitian kualitatif dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
 a. Desain penelitian kualitatif non standar
 Desain penelitian dalam paradigma positivistik kuantitatif bersifat terstandar, artinya ada aturan yang sama yang harus dipenuhi oleh peneliti untuk mengadakan penelitian dalam bidang apapun juga. Pelaksanaan penelitian dimulai dari adanya masalah, membatasi obyek penelitian, mencari teori dan hasil penelitian yang relevan, mendesain metode penelitian, mengumpulkan data, menganalisis data, membuat kesimpulan, ada yang menambah dengan implikasi, saran dan atau rekomendasi. Sebelum data diolah, perlu diuji terlebih dulu validitas dan reliabilitasnya, baik dari segi konstrak teori, isi maupun empiriknya. Sistematika penulisan sudah terstandar, yaitu: Bab I. Pendahuluan (latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan/batasan masalah, dst.). Bab II. Kajian teori atau kajian pustaka (kajian teori yang sesuai dengan masalah yang diteliti, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, hipotesis/pertanyaan penelitian). Bab III. Metode penelitian (Desain, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen dan teknik analisis data). Bab IV. Hasil penelitian. Bab V. Kesimpulan (ada yang menambah, implikasi, keterbatasan penelitian dan saran).Desain penelitian kualitatif non standar sebetulnya menggunakan standar seperti kuantitatif tetapi bersifat flesibel (tidak kaku). Dengan kata lain model ini merupakan modifikasi dari model penelitian paradigma positivistik kuantitatif dengan menyederhanakan sistematika ataupun menyatukan bebarapa bagian dalam bab yang sama, misalnya memasukkan metode penelitian dalam bab I . Desain penelitian kualitatif non standar ini digunakan untuk penelitian kualitatif dalam paradigma positivistik dan penelitian kualitatif dalam paradigma bahasa.
 b. Desain penelitian kualitatif tentatif
 Model ini sama sekali berbeda dari model-model di atas. Desain penelitian terstandar dan non standar disusun sebelum peneliti terjun ke lapangan dan dijadikan sebagai acuan dalam mengadakan penelitian, sedangkan desain penelitian tentatif disusun sebelum ke lapangan juga tetapi setelah peneliti memasuki lapangan penelitian, desain penelitian dapat berubah-ubah untuk menyesuaikan dengan kondisi realitas lapangan yang dihadapi. Acuan pelaksanaan penelitian tidak sepenuhnya tergantung pada desain yang telah disusun sebelumnya, tetapi lebih memperhatikan kondisi realitas yang dihadapi.
 Dalam desain penelitian terstandar maupun non standar dapat dibakukan dengan istilah-istilah: masalah, kerangka teori, metode penelitian, analisis dan kesimpulan dan lainnya. Model tentatif menggunakan dasar sistematika yang berbeda. Sistematika model ini unit-unitnya atau bab-babnya disesuaikan dengan sistematika substantif obyeknya.




 C. Tipe-Tipe Desain Penelitian
 Secara garis besar ada dua macam tipe desain, yaitu: Desain Ex Post Facto dan Desain Eskperimental. Faktor-faktor yang membedakan kedua desain ini ialah pada desain pertama tidak terjadi manipulasi varaibel bebas sedang pada desain yang kedua terdapat adanya manipulasi variable bebas. Tujuan utama penggunaan desain yang pertama ialah bersifat eksplorasi dan deskriptif; sedang desain kedua bersifat eksplanatori (sebab akibat). Jika dilihat dari sisi tingkat pemahaman permasalahan yang diteliti, maka desain ex post facto menghasilkan tingkat pemahaman persoalan yang dikaji pada tataran permukaan sedang desain eksperimental dapat menghasilkan tingkat pemahaman yang lebih mendalam. Kedua desain utama tersebut mempunyai sub-sub desain yang lebih khusus. Yang termasuk dalam kategori pertama ialah studi lapangan dan survei. Sedang yang termasuk dalam kategori kedua ialah percobaan di lapangan (field experiment) dan percobaan di laboratorium (laboratory experiment).
 1. Sub Desain Ex post Facto
 Studi Lapangan
Studi lapangan merupakan desain penelitian yang mengkombinasikan antara pencarian literature (Literature Study), survei berdasarkan pengalaman dan / atau studi kasus dimana peneliti berusaha mengidentifikasi variable-variabel penting dan hubungan antar variable tersebut dalam suatu situasi permasalahan tertentu. Studi lapangan umumnya digunakan sebagai sarana penelitian lebih lanjut dan mendalam.


 Survei
Desain survei tergantung pada penggunaan jenis kuesioner. Survei memerlukan populasi yang besar jika peneliti menginginkan hasilnya mencerminkan kondisi nyata. Semakin samplenya besar, survei semakin memberikan hasil yang lebih akurat. Dengan survei seorang peneliti dapat mengukap masalah yang banyak, meski hanya sebatas dipermukaan. Sekalipun demikian, survei bermanfaat jika peneliti menginginkan informasi yang banyak dan beraneka ragam. Metode survei sangat popular karena banyak digunakan dalam penelitian bisnis. Keunggulan survei yang lain ialah mudah melaksanakan dan dapat dilakukan secara cepat.


2. Sub Desain Desain Eksperimental


 Eksperimen Lapangan
Desain eksperimen lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan latar yang realistic dimana peneliti melakukan campur tangan dan melakukan manipulasi terhadap variabel bebas.


 Eksperimen Laboratorium
Desain eksperimen laboratorium menggunakan latar tiruan dalam melakukan penelitiannya. Dengan menggunakan desain ini, peneliti melakukan campur tangan dan manipulasi variable-variabel bebas serta memungkinkan penliti melakukan kontrol terhadap aspek-aspek kesalahan utama.
 3. Desain Spesifik Ex Post Facto dan Eksperimental
 Sebelum membicarakan desain spesifik Ex Post facto dan eksperimental, system notasi yang digunakan perlu diketahui terlebih dahulu. Sistem notasi tersebut adalah sebagai berikut:
 X: Digunakan untuk mewakili pemaparan (exposure) suatu kelompok yang diuji terhadap suatu perlakuan eksperimental pada variable bebas yang kemudian efek pada variable tergantungnya akan diukur.
O: menunjukkan adanya suatu pengukuran atau observasi terhadap variable tergantung yang sedang diteliti pada individu, kelompok atau obyek tertentu.
 R: menunjukkan bahwa individu atau kelompok telah dipilih dan ditentukan secara random untuk tujuan-tujuan studi.


 Ex Post Facto
Sebagaimana disebut sebelumnya bahwa dalam desain Ex Post Facto tidak ada manipulasi perlakukan terhadap variable bebasya maka system notasinya baik studi lapangan atau survei hanya ditulis dengan O atau O lebih dari satu.
 Contoh 1: Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua populasi, yaitu Perusahaan A dan Perusahaan B, maka notasinya:
 O1
O2
Dimana O1 merupakan kegiatan observasi yang dilakukan di perusahaan A dan O2 merupakan kegiatan observasi yang dilakukan di perusahaan B.
 Contoh 2: Secara random kita meneliti 200 perusahaan dari populasi 1000 perusahaan mengenai system penggajiannya. Survei dilakukan dengan cara mengirim kuesioner pada 200 manajer, maka konfigurasi desainnya akan seperti di bawah ini:
 (R) O1
 Dimana O1 mewakili survei di 200 perusahaan dengan memberikan kuesioner kepada 200 manajer yang dipilih secara random (R ).
 Apabila sample yang sama kita teliti secara berulang-ulang, misalnya selama tiga kali dalam tiga bulan berturut-turut, maka notasinya adalah:
 (R) O3 dimana O1 merupakan observasi yang pertama, O2 merupakan observasi yang kedua dan O3 merupakan observasi yang ketiga.


 Desain-Desain Eksperimental
Desain eksperimental dibagai menjadi dua, yaitu: pre-eksperimental (quasi-experimental) dan desain eksperimental sebenarnya (true experimental). Perbedaan kedua tipe desain ini terletak pada konsep kontrol.
 b.1. One Shot Case Study
 Desain eksperimental yang paling sederhana disebut One Shot Case Study . Desain ini digunakan untuk meneliti pada satu kelompok dengan diberi satu kali perlakuan dan pengukurannya dilakukan satu kali. Diagramnya adalah sebagai berikut:
 X O
 b.2. One Group Pre-test – Post-test Design
 Desain kedua disebut One Group Pre-test – Post-test Design yang meupakan perkembangan dari desain di atas. Pengembangannya ialah dengan cara melakukan satu kali pengukuran didepan (pre-test) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (post-test). Desainnya adalah sebagai berikut:
 O1 X O2
 Pada desain ini peneliti melakukan pengukuran awal pada suatu obyek yang diteliti, kemudian peneliti memberikan perlakuan tertentu. Setelah itu pengukuran dilakukan lagi untuk yang kedua kalinya. Desain tersebut dapat dikembangkan dalam bentuk lainnya, yaitu: desain time series”. Jika pengukuran dilakukan secara beulang-ulang dalam kurun waktu tertentu. Maka desainnya menjadi seperti di bawah ini:
 O1 O2 O3 X O4 O5 O6
 Pada desain time series, peneliti melakukan pengukuran di depan selama 3 kali berturut, kemudian dia memberikan perlakuan pada obyek yang diteliti. Kemudian peneliti melakukan pengukuran selama 3 kali lagi setelah perlakuan dilakukan.
 b.3. Static Group Comparison
 Desain ketiga adalah Static Group Comparison yang merupakan modifikasi dari desain b. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih sebagai obyek penelitian. Kelompok pertama mendapatkan perlakuan sedang kelompok kedua tidak mendapat perlakuan. Kelompok kedua ini berfungsi sebagai kelompok pembanding / pengontrol. Desainnya adalah sebagai berikut:
 X O1
 O2
 b.4. Post Test Only Control Group Design
 Desain ini merupakan desain yang paling sederhana dari desain eksperimental sebenarnya (true experimental design), karena responden benar-benar dipilih secara random dan diberi perlakuan serta ada kelompok pengontrolnya. Desain ini sudah memenuhi criteria eksperimen sebenarnya, yaitu dengan adanya manipulasi variable, pemilihan kelompok yang diteliti secara random dan seleksi perlakuan. Desainnya adalah sebagai berikut:
 ( R ) X O1
 ( R ) O2
 Maksud dari desain tersebut ialah ada dua kelompok yang dipilih secara random. Kelompok pertama diberi perlakuan sedang kelompok dua tidak. Kelompok pertama diberi perlakuan oleh peneliti kemudian dilakukan pengukuran; sedang kelompok kedua yang digunakan sebagai kelompok pengontrol tidak diberi perlakukan tetapi hanya dilakukan pengukuran saja.
 b.5. Pre-test – Post – test Control Group Design
 Desain ini merupakan pengembangan design d di atas. Perbedaannya terletak pada baik kelompok pertama dan kelompok pengontrol dilakukan pengukuran didepan (pre-test). Desainnya adalah sebagai berikut:
 ( R ) O1 X O2
 ( R ) O3 O4
 b.6. Solomon Four Group Design
 Desain ini merupakan kombinasi desain Post Test Only Control Group Design dan Pre-test – Post – test Control Group Design yang merupakan model desain ideal untuk melakukan penelitian eksperimen terkontrol. Peneliti dapat menekan sekecil mungkin sumber-sumber kesalahan karena adanya empat kelompok yang berbeda dengan enam format pengkuran. Desainya adalah sebagai berikut:
 ( R ) O1 X O2
 ( R ) O3 O4
 ( R ) X O5
 ( R ) O6
 Maksud desain tersebut ialah: Peneliti memilih empat kelompok secara random. Kelompok pertama yang merupakan kelompok inti diberi perlakuan dan dua kali pengukuran, yaitu di depan (pre-test) dan sesudah perlakuan (post-test). Kelompok dua sebagai kelompok pengontrol tidak diberi perlakuan tetapi dilakukan pengukuran seperti di atas, yaitu: pengukuran di depan (pre-test) dan pengukuran sesudah perlakuan (post-test). Kelompok ketiga diberi perlakuan dan hanya dilakukan satu kali pengukuran sesudah dilakukan perlakuan (post-test) dan kelompok keempat sebagai kelompok pengontrol kelompok ketiga hanya diukur satu kali saja.




 c.  Desain Eksperimental Tingkat Lanjut


 c.1. Desain Random Sempurna (Completely Randomised Design)
 Desain ini digunakan untuk mengukur pengaruh suatu variable bebas yang dimanipulasi terhadap variable tergantung. Pemilihan kelompok secara random dilakukan untuk mendapatkan kelompok-kelompok yang ekuivalen.
 c.2. Desain Blok Random (Randomised Block Design)
 Desain ini merupakan penyempurnaan Desain Random Sempurna di atas. Pada desain sebelumnya perbedaan yang terdapat pada masing-masing individu tidak diperhatikan, sehingga menghasilkan kelompok-kelompok yang mempunyai anggota yang bereda-beda karaketrsitiknya. Agar desain yang kita buat dapat menghasilkan output yang baik, maka diperlukan memilih anggota kelompok (responden) yang berasal dari populasi yang mempunyai karakteristik yang sama. Oleh karena itu peneliti harus dapat mengidentifikasi beberapa sumber utama perbedaan-perbedaan yang dimaksud secara dini.
 c.3. Desain Latin Square (The Latin Square Design)
 Desain ini digunakan untuk mengontrol dua variable pengganggu secara sekaligus.


 c.4. Desain Factorial
 Desain factorial digunakan untuk mengevaluasi dampak kombinasi dai dua atau lebih perlakuan terhadap variable tergantung.




 D.  Fungsi Desain Penelitian


 Fungsi Desain (rancangan) Penelitian adalah :
 1.  Sebagai cetak biru (blue print) bagi peneliti
 Seorang peneliti sosial menghadapi banyak kendala jika dia memulai penelitiannya tanpa suatu rencana penelitian tertentu. Untuk meminimalkan masalahnya, ada beberapa keputusan yang harus dibuat sebelum memulai penelitiannya. Sebagai contoh jika dia memilih untuk meneliti sejumlah orang secara lengsung, beberapa pertimbangan yang mungkin ada:


 a. Suatu diskripsi tentang populasi yang dituju yang informasinya ingin diperoleh,
 b. Beberapa metode sampling yang dipergunakan untuk memperoleh unsur- unsurnya,
 c.  Ukuran sampel ,
d. Prosedur-prosedur pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan,
 e. Cara – cara yang mungkin untuk menganalisis dan yang telah terkumpul,
 f. Akan atau tidaknya menggunakan uji statistik dan jika menggunakan yang mana.
 2. Menetapkan batas-batas dari kegiatan penelitian dan memungkinkan peneliti menyalurkan energinya dalam beberapa arah yang spesifik.


 3. Untuk mengantisifikasi masalah-masalah yang mungkin muncul dalam pelaksanaan penelitian.




















 Sumber :
 http://rakim-ypk.blogspot.com/2008/06/desain-penelitian.html

DESAIN PENELITIAN atau RANCANGAN PENELITIAN


Desain Penelitian atau Rancangan Penelitian



 A. Pengertian Desain Penelitian
 Desain artinya rencana, tetapi apabila dikaji lebih lanjut kata itu dapat berarti pula pola, potongan, bentuk, model, tujuan dna maksud (Echols dan Hassan Shadily, 1976:177), Desain Penelitian menurut William M.K. Trochim (2006) “Research design can be thought of as the structure of research — it is the “glue” that holds all of the elements in a research project together.” Sedangkan Lincoln dan Guba (1985:226) mendefinisikan rancangan penelitian sebagi usaha merencanakan kemungkinan-kemungkinan tertentu secara luas tanpa menunjukkan secara pasti apa yang akan dikerjakan dalam hubungan dengan unsur masing-masing.
 Desain penelitian menurut Mc Millan dalam Ibnu Hadjar (1999:102) adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian.
Dalam penelitian eksperimental, desain penelitian disebut desain eksperimental. Desain eksperimen dirancang sedemikian rupa guna meningkatkan validitas internal maupun eksternal.
Suharsimi Arikunto (1998:85-88) mengkategorikan desain eksperimen murni menjadi 8 yaitu control group pre-test post test, random terhadap subjek, pasangan terhadap subjek, random pre test post test , random terhadap subjek dengan pre test kelompok kontrol post test kelompok eksperimen, tiga kelompok eksperimen dan kontrol, empat kelompok dengan 3 kelompok kontrol, dan desain waktu.
 Sutrisno Hadi (1982:441) mengkategorikan desain eksperimen menjadi enam yaitu simple randomaized, treatment by levels desaigns, treatments by subjects desaigns, random replications desaigns, factorial designs, dan groups within treatment designs. Sedangkan Ibnu Hadjar (1999:327) membedakan desain penelitian eksperimen murni menjadi dua yaitu pre test post test kelompok kontrol dan post tes kelompok kontrol.


 B. Macam-Macam Desain Penelitian
 Dalam penelitian eksperimen murni, desain penelitian yang populer digunakan adalah sebagai berikut:
 a. Control Group Post test only design atau post tes kelompok kontrol
 Desain ini subjek ditempatkan secara random kedalam kelompok-kelompok dan diekspose sebagai variabel independen diberi post test. Nilai-nilai post test kemudian dibandingkan untuk menentukan keefektifan tretment.
 Desain ini cocok untuk digunakan bila pre test tidak mungkin dilaksanakan atau pre tes mempunyai kemungkinan untuk berpengaruh pada perlakuan eksperimen. Desain ini akan lebih cocok dalam eksperimen yang berkaitan dengan pembentukan sikap karena dalam eksperimen demikian akan berpengaruh pada perlakuan.
 b. Pre test post test control group design atau pre tes post tes kelompok kontrol
 Desain ini melibatkan dua kelompok subjek, satu diberi perlakuan eksperimental (kelompok eksperimen) dan yang lain tidak diberi apa-apa (kelompok kontrol). Berdasarkan desain penelitian yang disusun, penelitian kualitatif dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
 a. Desain penelitian kualitatif non standar
 Desain penelitian dalam paradigma positivistik kuantitatif bersifat terstandar, artinya ada aturan yang sama yang harus dipenuhi oleh peneliti untuk mengadakan penelitian dalam bidang apapun juga. Pelaksanaan penelitian dimulai dari adanya masalah, membatasi obyek penelitian, mencari teori dan hasil penelitian yang relevan, mendesain metode penelitian, mengumpulkan data, menganalisis data, membuat kesimpulan, ada yang menambah dengan implikasi, saran dan atau rekomendasi. Sebelum data diolah, perlu diuji terlebih dulu validitas dan reliabilitasnya, baik dari segi konstrak teori, isi maupun empiriknya. Sistematika penulisan sudah terstandar, yaitu: Bab I. Pendahuluan (latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan/batasan masalah, dst.). Bab II. Kajian teori atau kajian pustaka (kajian teori yang sesuai dengan masalah yang diteliti, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, hipotesis/pertanyaan penelitian). Bab III. Metode penelitian (Desain, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen dan teknik analisis data). Bab IV. Hasil penelitian. Bab V. Kesimpulan (ada yang menambah, implikasi, keterbatasan penelitian dan saran).Desain penelitian kualitatif non standar sebetulnya menggunakan standar seperti kuantitatif tetapi bersifat flesibel (tidak kaku). Dengan kata lain model ini merupakan modifikasi dari model penelitian paradigma positivistik kuantitatif dengan menyederhanakan sistematika ataupun menyatukan bebarapa bagian dalam bab yang sama, misalnya memasukkan metode penelitian dalam bab I . Desain penelitian kualitatif non standar ini digunakan untuk penelitian kualitatif dalam paradigma positivistik dan penelitian kualitatif dalam paradigma bahasa.
 b. Desain penelitian kualitatif tentatif
 Model ini sama sekali berbeda dari model-model di atas. Desain penelitian terstandar dan non standar disusun sebelum peneliti terjun ke lapangan dan dijadikan sebagai acuan dalam mengadakan penelitian, sedangkan desain penelitian tentatif disusun sebelum ke lapangan juga tetapi setelah peneliti memasuki lapangan penelitian, desain penelitian dapat berubah-ubah untuk menyesuaikan dengan kondisi realitas lapangan yang dihadapi. Acuan pelaksanaan penelitian tidak sepenuhnya tergantung pada desain yang telah disusun sebelumnya, tetapi lebih memperhatikan kondisi realitas yang dihadapi.
 Dalam desain penelitian terstandar maupun non standar dapat dibakukan dengan istilah-istilah: masalah, kerangka teori, metode penelitian, analisis dan kesimpulan dan lainnya. Model tentatif menggunakan dasar sistematika yang berbeda. Sistematika model ini unit-unitnya atau bab-babnya disesuaikan dengan sistematika substantif obyeknya.




 C. Tipe-Tipe Desain Penelitian
 Secara garis besar ada dua macam tipe desain, yaitu: Desain Ex Post Facto dan Desain Eskperimental. Faktor-faktor yang membedakan kedua desain ini ialah pada desain pertama tidak terjadi manipulasi varaibel bebas sedang pada desain yang kedua terdapat adanya manipulasi variable bebas. Tujuan utama penggunaan desain yang pertama ialah bersifat eksplorasi dan deskriptif; sedang desain kedua bersifat eksplanatori (sebab akibat). Jika dilihat dari sisi tingkat pemahaman permasalahan yang diteliti, maka desain ex post facto menghasilkan tingkat pemahaman persoalan yang dikaji pada tataran permukaan sedang desain eksperimental dapat menghasilkan tingkat pemahaman yang lebih mendalam. Kedua desain utama tersebut mempunyai sub-sub desain yang lebih khusus. Yang termasuk dalam kategori pertama ialah studi lapangan dan survei. Sedang yang termasuk dalam kategori kedua ialah percobaan di lapangan (field experiment) dan percobaan di laboratorium (laboratory experiment).
 1. Sub Desain Ex post Facto
 Studi Lapangan
Studi lapangan merupakan desain penelitian yang mengkombinasikan antara pencarian literature (Literature Study), survei berdasarkan pengalaman dan / atau studi kasus dimana peneliti berusaha mengidentifikasi variable-variabel penting dan hubungan antar variable tersebut dalam suatu situasi permasalahan tertentu. Studi lapangan umumnya digunakan sebagai sarana penelitian lebih lanjut dan mendalam.


 Survei
Desain survei tergantung pada penggunaan jenis kuesioner. Survei memerlukan populasi yang besar jika peneliti menginginkan hasilnya mencerminkan kondisi nyata. Semakin samplenya besar, survei semakin memberikan hasil yang lebih akurat. Dengan survei seorang peneliti dapat mengukap masalah yang banyak, meski hanya sebatas dipermukaan. Sekalipun demikian, survei bermanfaat jika peneliti menginginkan informasi yang banyak dan beraneka ragam. Metode survei sangat popular karena banyak digunakan dalam penelitian bisnis. Keunggulan survei yang lain ialah mudah melaksanakan dan dapat dilakukan secara cepat.


2. Sub Desain Desain Eksperimental


 Eksperimen Lapangan
Desain eksperimen lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan latar yang realistic dimana peneliti melakukan campur tangan dan melakukan manipulasi terhadap variabel bebas.


 Eksperimen Laboratorium
Desain eksperimen laboratorium menggunakan latar tiruan dalam melakukan penelitiannya. Dengan menggunakan desain ini, peneliti melakukan campur tangan dan manipulasi variable-variabel bebas serta memungkinkan penliti melakukan kontrol terhadap aspek-aspek kesalahan utama.
 3. Desain Spesifik Ex Post Facto dan Eksperimental
 Sebelum membicarakan desain spesifik Ex Post facto dan eksperimental, system notasi yang digunakan perlu diketahui terlebih dahulu. Sistem notasi tersebut adalah sebagai berikut:
 X: Digunakan untuk mewakili pemaparan (exposure) suatu kelompok yang diuji terhadap suatu perlakuan eksperimental pada variable bebas yang kemudian efek pada variable tergantungnya akan diukur.
O: menunjukkan adanya suatu pengukuran atau observasi terhadap variable tergantung yang sedang diteliti pada individu, kelompok atau obyek tertentu.
 R: menunjukkan bahwa individu atau kelompok telah dipilih dan ditentukan secara random untuk tujuan-tujuan studi.


 Ex Post Facto
Sebagaimana disebut sebelumnya bahwa dalam desain Ex Post Facto tidak ada manipulasi perlakukan terhadap variable bebasya maka system notasinya baik studi lapangan atau survei hanya ditulis dengan O atau O lebih dari satu.
 Contoh 1: Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua populasi, yaitu Perusahaan A dan Perusahaan B, maka notasinya:
 O1
O2
Dimana O1 merupakan kegiatan observasi yang dilakukan di perusahaan A dan O2 merupakan kegiatan observasi yang dilakukan di perusahaan B.
 Contoh 2: Secara random kita meneliti 200 perusahaan dari populasi 1000 perusahaan mengenai system penggajiannya. Survei dilakukan dengan cara mengirim kuesioner pada 200 manajer, maka konfigurasi desainnya akan seperti di bawah ini:
 (R) O1
 Dimana O1 mewakili survei di 200 perusahaan dengan memberikan kuesioner kepada 200 manajer yang dipilih secara random (R ).
 Apabila sample yang sama kita teliti secara berulang-ulang, misalnya selama tiga kali dalam tiga bulan berturut-turut, maka notasinya adalah:
 (R) O3 dimana O1 merupakan observasi yang pertama, O2 merupakan observasi yang kedua dan O3 merupakan observasi yang ketiga.


 Desain-Desain Eksperimental
Desain eksperimental dibagai menjadi dua, yaitu: pre-eksperimental (quasi-experimental) dan desain eksperimental sebenarnya (true experimental). Perbedaan kedua tipe desain ini terletak pada konsep kontrol.
 b.1. One Shot Case Study
 Desain eksperimental yang paling sederhana disebut One Shot Case Study . Desain ini digunakan untuk meneliti pada satu kelompok dengan diberi satu kali perlakuan dan pengukurannya dilakukan satu kali. Diagramnya adalah sebagai berikut:
 X O
 b.2. One Group Pre-test – Post-test Design
 Desain kedua disebut One Group Pre-test – Post-test Design yang meupakan perkembangan dari desain di atas. Pengembangannya ialah dengan cara melakukan satu kali pengukuran didepan (pre-test) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (post-test). Desainnya adalah sebagai berikut:
 O1 X O2
 Pada desain ini peneliti melakukan pengukuran awal pada suatu obyek yang diteliti, kemudian peneliti memberikan perlakuan tertentu. Setelah itu pengukuran dilakukan lagi untuk yang kedua kalinya. Desain tersebut dapat dikembangkan dalam bentuk lainnya, yaitu: desain time series”. Jika pengukuran dilakukan secara beulang-ulang dalam kurun waktu tertentu. Maka desainnya menjadi seperti di bawah ini:
 O1 O2 O3 X O4 O5 O6
 Pada desain time series, peneliti melakukan pengukuran di depan selama 3 kali berturut, kemudian dia memberikan perlakuan pada obyek yang diteliti. Kemudian peneliti melakukan pengukuran selama 3 kali lagi setelah perlakuan dilakukan.
 b.3. Static Group Comparison
 Desain ketiga adalah Static Group Comparison yang merupakan modifikasi dari desain b. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih sebagai obyek penelitian. Kelompok pertama mendapatkan perlakuan sedang kelompok kedua tidak mendapat perlakuan. Kelompok kedua ini berfungsi sebagai kelompok pembanding / pengontrol. Desainnya adalah sebagai berikut:
 X O1
 O2
 b.4. Post Test Only Control Group Design
 Desain ini merupakan desain yang paling sederhana dari desain eksperimental sebenarnya (true experimental design), karena responden benar-benar dipilih secara random dan diberi perlakuan serta ada kelompok pengontrolnya. Desain ini sudah memenuhi criteria eksperimen sebenarnya, yaitu dengan adanya manipulasi variable, pemilihan kelompok yang diteliti secara random dan seleksi perlakuan. Desainnya adalah sebagai berikut:
 ( R ) X O1
 ( R ) O2
 Maksud dari desain tersebut ialah ada dua kelompok yang dipilih secara random. Kelompok pertama diberi perlakuan sedang kelompok dua tidak. Kelompok pertama diberi perlakuan oleh peneliti kemudian dilakukan pengukuran; sedang kelompok kedua yang digunakan sebagai kelompok pengontrol tidak diberi perlakukan tetapi hanya dilakukan pengukuran saja.
 b.5. Pre-test – Post – test Control Group Design
 Desain ini merupakan pengembangan design d di atas. Perbedaannya terletak pada baik kelompok pertama dan kelompok pengontrol dilakukan pengukuran didepan (pre-test). Desainnya adalah sebagai berikut:
 ( R ) O1 X O2
 ( R ) O3 O4
 b.6. Solomon Four Group Design
 Desain ini merupakan kombinasi desain Post Test Only Control Group Design dan Pre-test – Post – test Control Group Design yang merupakan model desain ideal untuk melakukan penelitian eksperimen terkontrol. Peneliti dapat menekan sekecil mungkin sumber-sumber kesalahan karena adanya empat kelompok yang berbeda dengan enam format pengkuran. Desainya adalah sebagai berikut:
 ( R ) O1 X O2
 ( R ) O3 O4
 ( R ) X O5
 ( R ) O6
 Maksud desain tersebut ialah: Peneliti memilih empat kelompok secara random. Kelompok pertama yang merupakan kelompok inti diberi perlakuan dan dua kali pengukuran, yaitu di depan (pre-test) dan sesudah perlakuan (post-test). Kelompok dua sebagai kelompok pengontrol tidak diberi perlakuan tetapi dilakukan pengukuran seperti di atas, yaitu: pengukuran di depan (pre-test) dan pengukuran sesudah perlakuan (post-test). Kelompok ketiga diberi perlakuan dan hanya dilakukan satu kali pengukuran sesudah dilakukan perlakuan (post-test) dan kelompok keempat sebagai kelompok pengontrol kelompok ketiga hanya diukur satu kali saja.




 c.  Desain Eksperimental Tingkat Lanjut


 c.1. Desain Random Sempurna (Completely Randomised Design)
 Desain ini digunakan untuk mengukur pengaruh suatu variable bebas yang dimanipulasi terhadap variable tergantung. Pemilihan kelompok secara random dilakukan untuk mendapatkan kelompok-kelompok yang ekuivalen.
 c.2. Desain Blok Random (Randomised Block Design)
 Desain ini merupakan penyempurnaan Desain Random Sempurna di atas. Pada desain sebelumnya perbedaan yang terdapat pada masing-masing individu tidak diperhatikan, sehingga menghasilkan kelompok-kelompok yang mempunyai anggota yang bereda-beda karaketrsitiknya. Agar desain yang kita buat dapat menghasilkan output yang baik, maka diperlukan memilih anggota kelompok (responden) yang berasal dari populasi yang mempunyai karakteristik yang sama. Oleh karena itu peneliti harus dapat mengidentifikasi beberapa sumber utama perbedaan-perbedaan yang dimaksud secara dini.
 c.3. Desain Latin Square (The Latin Square Design)
 Desain ini digunakan untuk mengontrol dua variable pengganggu secara sekaligus.


 c.4. Desain Factorial
 Desain factorial digunakan untuk mengevaluasi dampak kombinasi dai dua atau lebih perlakuan terhadap variable tergantung.




 D.  Fungsi Desain Penelitian


 Fungsi Desain (rancangan) Penelitian adalah :
 1.  Sebagai cetak biru (blue print) bagi peneliti
 Seorang peneliti sosial menghadapi banyak kendala jika dia memulai penelitiannya tanpa suatu rencana penelitian tertentu. Untuk meminimalkan masalahnya, ada beberapa keputusan yang harus dibuat sebelum memulai penelitiannya. Sebagai contoh jika dia memilih untuk meneliti sejumlah orang secara lengsung, beberapa pertimbangan yang mungkin ada:


 a. Suatu diskripsi tentang populasi yang dituju yang informasinya ingin diperoleh,
 b. Beberapa metode sampling yang dipergunakan untuk memperoleh unsur- unsurnya,
 c.  Ukuran sampel ,
d. Prosedur-prosedur pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan,
 e. Cara – cara yang mungkin untuk menganalisis dan yang telah terkumpul,
 f. Akan atau tidaknya menggunakan uji statistik dan jika menggunakan yang mana.
 2. Menetapkan batas-batas dari kegiatan penelitian dan memungkinkan peneliti menyalurkan energinya dalam beberapa arah yang spesifik.


 3. Untuk mengantisifikasi masalah-masalah yang mungkin muncul dalam pelaksanaan penelitian.




















 Sumber :
 http://rakim-ypk.blogspot.com/2008/06/desain-penelitian.html

PERBEDAAN KARANGAN ILMIAH, NON-ILMIAH, DAN SEMI-ILMIAH


PERBEDAAN KARANGAN ILMIAH, NON-ILMIAH, DAN SEMI-ILMIAH



 Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan semi-ilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semi-ilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan semi-ilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semi-ilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semi-ilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan semi-ilmiah.


 Karangan Ilmiah


 Karangan ilmiah adalah karangan yang berisi tentang fakta-fakta umum yang ditulis dengan menggunakan metodologi yang telah ada serta penulisan yang benar. Contoh karangan ilmiah diantaranya adalah skripsi, tesis, disertasi, makalah




 Ciri-ciri dari karangan ilmiah :


 Objektif
Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek (memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
 Tidak bersifat persuasif, artinya adalah penulis tidak mengajak pembaca untuk setuju dengan tulisan yang dibuatnya. bisa juga pembaca mengomentari atau mengoreksi isi dari tulisan tersebut.
Tidak melebih-lebihkan, penulis membuat karangan ilmiah ini harus dibuat sesuai dengan data dan fakta yang ada di lapangan.
Sistematis
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demikian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
 Tidak dibuat untuk mengejar keuntungan pribadi
Logis
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
 Netral
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
 Bahasa yang digunakan adalah ragam formal.



 Syarat-syarat karya ilmiah :
 Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya.
Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.
Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar, yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.
Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandungdalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.
Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).





 Karangan Non Ilmiah
 Karangan non ilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum, ditulis berdasarkan fakta pribadi, umumnya bersifat subyektif, gaya bahasanya bias konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan popular. Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman.
Karangan non ilmiah bersifat:
1. Emotif : kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
2. Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informatif.
3. Deskriptif : pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
4. Kritik tanpa dukungan bukti.


 Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah :
 Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
Fakta yang disimpulkan subyektif.
Gaya bahasa konotatif dan populer.
Tidak  memuat hipotesis.
Penyajian dibarengi dengan sejarah.
Bersifat  imajinatif.
Situasi  didramatisir.
Bersifat  persuasif.
Tanpa dukungan bukti.



 Karangan Semi Ilmiah


 Karangan semi-ilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semi-ilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan semi-ilmiah.














 Sumber :


 http://wikipedia.com
 http://fikarzone.wordpress.com/2011/02/15/karya-ilmiah-non-ilmiah
 http://rachmandianto.blog.com/2011/05/25/tulisan-“perbedaan-karangan-ilmiah-semi-ilmiah-dan-non-ilmiah”

Minggu, 06 September 2015

Tugas 3 - Pengantar Telematika

Tugas 3 - Pengantar Telematika

1. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan fasilitas layanan telematika!

·                     Kurangnya Pengawasan, setiap penggunaan layanan telematika seperti internet apabila kurang diawasi oleh pemerintah maka membuat penyalahgunaan internet semakin marak.
·                     Pengaruh Komunitas, dapat dilihat dari kasus penyerangan Server SONY yang di retas oleh Oknum Hacker yang mengatasnamakan GOP dan mengambil berbagai file internal di dalam Server Sony tersebut dan mempublikasikannya. 
·                     Peranan Orang Tua, untuk pengguna dibawah umur atau remaja yang masih dalam pengawasan orang tua dalam mengakses konten digital dari layanan telematika. Bila peranan orang tua kurang maka penyalahgunaan layanan telematika dari user tersebut sangat terbuka.

2. Jelaskan menurut pendapat masing-masing bagaimana caranya mengurangi penyalahgunaan fasilitas layanan telematika!

·                     Pembatasan konten yang dapat diakses oleh pengguna
·                     Peningkatan pengawasan konten layanan telematika
·                     Peningkatan security konten layanan
·                     Pendidikan konten layanan telematika

3. Apa dampak yang terjadi dari penyalahgunaan fasilitas layanan telematika, jelaskan!

·                     Banyak terjadi cyber crime yaitu mengkloning data
·                     Penyalahgunaan data seseorang atau perusahaan yang dapat menyebabkan seseorang atau orang banyak baik dari segi sosial maupun ekonomi
·                     Dapat mengurangi sifat sosial manusia, karena lebih suka berinteraksi menggunakan fasilitas telematika dari pada berinteraksi secara langsung karena dianggap lebih praktis
·                     Seseorang yang sudah terlalu nyaman menggunakan fasilitas telematika dapat menjadi kecanduan hingga lupa waktu
·                     Layanan telematika menjadi lambat karena semakin banyak penggunanya
·                     Penyebaran virus yang menyerang hardware dan software
·                     Dapat terjadi kejahatan pengubahan atau modifikasi data tanpa seizin pemilik data tersebut
·                     Anak di bawah umur dapat memperoleh materi tentang seks, kekerasan dan lain sebagainya melalui internet secara terbuka dan tanpa penghalang

·                     Kerusakan data seseorang atau perusahaan yang bersifat rahasia

Tugas 2 - Pengantar Telematika

1. Apa manfaat dan dampak negatif dari jaringan komputer sebagai media untuk mengakses layanan telematika, jelaskan!

Yup, pembahasan pertama adalah manfaat dan dampak negatif dari jaringan komputer.
Ok, pertama kita bahas dari manfaatnya duku ya.
untuk manfaat dari jaringan komputer itu saya kira sangat banyak, seperti contohnya yaitu, e-commerce, e-goverment, e-card, dan e,e,e yang lainnya :D

Nah, berikut sedikit penjelasannya ya :
- e-commerce : saat ini perkembangan dunia online sudah masuk dalam bidang marketing khususnya jual beli, banyak netizen indonesia kini menggunakan layanan ini untuk mempermudah pencariannya dalam kebutuhan yang di perlukannya, sebagai contoh, saat ini banyak muncul layanan online shop yang tentunya tidak semua real online shop, karena banyak sekali yang online shop abal-abal (ini bisa masuk ke dalam sisi negatif dari jaringan komputer sebagai media mengakses layanan telematika). kembali ke sisi manfaatnya, layanan online shop sangat membantu user / netizen dalam mencari berbagai keperluanya, seperti mencari makanan, gadget, kendaraan, rumah, bahkan jodoh :p
Sangat penting layanan tersebut saat ini karena user semakin merasa mudah untuk memenuhi kebutuhannya.

- e-goverment : Oke, pertama saya ingin mengucapkan selamat kepada Presiden Terpilih Indonesia ke-7 Bpk. H. Ir. Joko Widodo (Jokowi) yang secara resmi memimpin bangsa kita untuk periode 5 tahun mendatang (2014 - 2019) :D

Beliau merupakan penggagas layanan e-goverment secara profesional yang saya tahu saat ini dimana saya mengerahuinya dari berbagai debat Capres yang sebelumnya di lalui sebelum pemilihan umum, hal ini menarik untuk di bahas dan di cermati karena Topografi dari indonesia ini berupa pulau-pulau dan menjadi tantangan tersendiri untuk menjalankan e-goverment ini, apalagi belum meratanya akses internet di setiap daerah dan semakin sulitnya layanan provider ke user atau masyarakat Indonesia, hal ini saya rasakan sendiri yang berdomisili di bogor, semakin sulitnya akses untuk surfing mencari bahan kampus, hiburan dan keperluan untuk e-commerce yang sedang saya jalanin, padahal jaringan yang saya terima cukup bagus, namun untuk akses internet tersebut sangat sulit (mungkin sedang ada gangguan).

nah, kembali lagi ke e-goverment ini sangat bermanfaat bagi indonesia khususnya untuk masyarakat yang kini kita bisa ikut memantau setiap kegiatan anggota yang katanya wakil rakyat di sana bagaimana, sudah sesuai atau belum, dll.
untuk itu saya kira program Pak Jokowi mengenai e-goverment sangat menarik dan kita harus mendukung program tersebut meski tidak bisa di realisasikan dengan cepat.
-e-card. ini sebenarnya saya berpikiran kepada e-toll :D yang katanya sie memudahkan pengguna jalan tol dalam mengakses jalan tersebut, tapi saya belum merasakan manfaatnya karena ga pernah pakai kartu tersebut.. Hahahahaha :D
oke, untuk manfaat mungkin cukup 3 saja ya yang saya bahas, nanti kepanjangan artikelnya :3

Sekarang kita bahas sisi negatif dari jaringan komputer sebagai media untuk mengakses layanan telematika.

Yup, untuk sisi negatif ini sangat jelas yaitu dari sisi keamanannya.
Jaringan komputer merupakan layanan berupa data (bisa data personal, korporat, umum) yang sifatnya bisa saja rahasia seperti data kartu kredit, data informasi diri dll yang banyak user netizen ingin mengetahuinya, ya bisa di bilang kata kerennya si "Kepo" :D
Nah, dari keamanan ini sangat riskan atau mengkhawatirkan, karena hal ini dapat disalah gunakan oleh pengguna yang tidak bertanggung jawab. hal ini perlu di antisipasi dan sudah ada langkahnya yaitu Encripsi data, namun dimana ada encripsi, disana ada Decripsi :D

ya, secanggih apa pun encripsi yang dipakia, masih saja ada celah untuk membobol keamanan tersebut, sebagai contoh fitur Finger Scan di Gadget Samsung dan Iphone, banyak tautan yang menunjukkan bahwa sistem keamanan tersebut dapat di bobol dengan mudah, hal ini berkaitan dengan jaringan jika terkoneksi dengan internet dan melakukan transaksi perbankan seperti mengakses layanan Paypal.

saya rasa untuk contoh negatif tersebut sudah cukup mewakili secara global untuk sisi negatif
dari jaringan komputer sebagai media untuk mengakses layanan telematika.

2. Berikan contoh aplikasi-aplikasi apa saja yang berkembang yang memanfaatkan jaringan komputer khususnya internet dalam telematika!

Berbicara mengenai aplikasi yang berkembang dimana memanfaatkan jaringan itu sangat banyak sekali, namun jika di spesifik ke arah jaringan komputer itu saya sedikit bingung :D
karena, untuk jaringan komputer sendiri berarti lebih kearah aplikasi yang terinstall di dalam komputer kan ???
mungkin bisa saya sebutkan aplikasi email seperti outlook, thunder bird,
namun jika berbicara aplikasi yang memanfaatkan jaringan komputer bsia di maksudkan seperti layanan chatting (whatsaap, line, bbm, dll) layanan mobile banking, layanan game online dll.

3. Faktor apa yang mendasari perkembangan telematika di Indonesia semakin meningkat, sebutkan dan jelaskan!

Ok, menurut saya untuk faktor yang mendasari berkembangnya telematika yaitu :
- User, user disini adalah masyarakat yang memanfaatkan layanan telematika yang kemudian di sebut dengan Netizen, saat ini masyarakat indonesia sudah semakin melek informasi mengenai layanan internet, karena mau tidak mau, suka tidak suka internet sudah menjadi kebutuhan utama dalam kehidupan sehari - hari, oleh karena itu menjadi faktor utama dalam perkembangan telematika di indonesia. Namun hal ini akan sangat di penagaruhi oleh 2 faktor selanjutnya.

- Provider, Yup provider menjadi kunci bagi masyarakat indonesia semakin mengerti internet dan teknologi, kini layanan provider semakin terjangkau oleh masyarakat luas dari segi tarif atau harga layanan meski dengan layanan seadanya, karena ya fakta menunjukkan Indonesia menjadi negara 100-an di dunia dalam hal kecepatan akses internet (Please janga di bandingin dengan Korea Selatan, karena disaat kita baru mau masuk ke 4G (padahal 3G atau 3,5G saja blm menyeluruh) mereka sudah masuk tahap 5G) Ediaaaaan !!!!

- Developer, Nah developer memiliki peran penting dalam perkembangan telematika di indonesia, karena menurut pendapat saya layanan telematika akan tidak terasa berguna jika tidak dimaksimalkan oleh layanan software dan Hardware pendukungnya, contoh :
"Untuk apa di indoensia ada layanan 4G jika Software dan Hardware di Indonesia tidak mendukung Jaringan data tersebut" seperti Gadget yang masuk ke Indonesia tidak memiliki fasilitas 4G LTE, meski di indonesia sudah ada layanan tersebut, namun Hardware dan Software yang kita miliki belum mendukung hal tersebut, jadi ya percuma saja